Pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang vital dalam
organisasi. Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang agar mereka bisa
menjalankan operasi manajemen dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang
adalah konsekuensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila seorang atasan
tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh
siapa-siapa selain dia sendiri. Pendelegasian juga dilakukan agar atasan dapat
mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi, terutama di saat
terjadi perubahan susunan manajemen.
Keengganan seorang atasan/manajer untuk mendelegasikan wewenang
biasanya dikarenakan mereka takut kalau tugas mereka gagal dikerjakan dengan
baik oleh orang lain. Ini perlu diatasi dengan mendorong mereka untuk berani
menanggung resiko. Hanya dengan berani menanggung resikolah perusahaan
(organisasi) akan mendapatkan manajer-manajer yang handal dan berpengalaman.
Pendelegasian wewenang bukan sebuah hukuman yang mengurangi kekuasaan manajer,
namun membuka kesempatan bagi pengembangan diri mereka dan bawahan. Jadikan
pendelegasian wewenang sebagai bagian dari proses perbaikan.
Pengertian Pendelegasian Wewenang
Dari
berbagai definisi tentang pendelegasian wewenang, dapat disimpulkan, bahwa :
a. Pendelegasian wewenang merupakan dinamika
organisasi, karena dengan pendelegasian wewenang ini para bawahan mempunyai
wewenang, sehingga mereka dapat mengerjakan sebagian pekerjaan delegator
(pimpinan).
b.
Pendelegasian wewenang merupakan proses yang bertahap
dan yang menciptakan pembagian kerja, hubungan kerja, dan adanya kerja sama
dalam suatu organisasi/perusahaan.
c.
Pendelegasian wewenang dapat memperluas ruang
gerak dan dan waktu seorang manajer.
d.
Pendelegasian wewenang, manajer tetap
bertanggung jawab terhadap tercapainya tujuan perusahaan.
e.
Pendelegasian wewenang menjadi ikatan formal
dalam suatu organisasi.
Prinsip-Prinsip
Pendelegasian
Prinsip –
prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk delegasi yang efektif :
1)
Prinsip scalar, dalam proses pendelegasian harus
ada garis wewenang yang jelas karena akan membuat anggota organisasi lebih mudah untuk mengetahui
:
a.
Kepada siapa dia dapat mendelegasikan
b.
Dari siapa dia akan menerima delegasi
c.
Kepada siapa dia harus memberikan pertanggung jawaban
2)
Prinsip kesatuan perintah, menyatakan bahwa setiap bawahan dalam organisasi seharusnya melapor hanya kepada seorang atasan
3)
Tanggung jawab dan akuntabilitas, menyatakan bahwa :
a.
Agar organisasi dapat menggunakan sumber dayanya dengan lebih
efisien
b.
Konsekuensi wajar peranan tersebut adalah bahwa
setiap individu dalamorganisasi untuk melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepadanya
secara efektif
c.
Bagian penting dari delegasi tanggung jawab dan wewenang adalah akuntabilitas penerimaan tanggung jawab dan wewenang berarti individu juga
setuju untuk menerima tuntutan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas
Alasan
Pendelegasian
Beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan, antara lain:
a. Pendelegasian memungkinkan manajer/atasan mencapai hasil yang lebih baik
dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
b.
Pendelegasian
memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang.
c.
Pendelegasian
memungkinkan manajer/atasan dapat memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas
prioritas yang lebih penting.
d.
Adanya
keterbatasan (fisik, waktu, perhatian, dan pengetahuan) seorang manajer.
e.
Menciptakan
ikatan, hubungan formal, dan kerjasama antara atasan dengan bawahan.
f.
Membuktikan
adanya pimpinan dan bawahan dalam suatu organisasi.
g.
Memperluas
ruang gerak dan waktu seorang manajer.
h. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
i.
Merupakan
kunci dinamika organisasi.
Sifat
dan Asas Pendelegasian Wewenang
Ketika
seorang atasan (delegator) mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan (delegate)
tidak akan menghilangkan hak dan wewenangnya. Disamping itu, delegator
sewaktu-waktu dapat menarik kembali wewenang yang telah didelegasikannya kepada
delegate. Untuk menghindari pendelegasian yang
tidak tepat, seorang manajer harus berpedoman pada pendelegasian wewenang
berdasarkan job description dari bawahan yang bersangkutan.
Asas pendelegasian wewenang:
a.
Asas
kepercayaan
b.
Asas
delegasi atas hasil yang diharapkan
c.
Asas
penentuan fungsi atau asas kejelasan tugas
d.
Asas
rantai berkala
e.
Asas
tingkat wewenang
f.
Asas
kesatuan komando
g.
Asas
keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
h.
Asas
pembagian kerja
i.
Asas
efisiensi (ketepatan)
j.
Asas
kemutlakan tanggung jawab
Taat pada Wewenang
Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat di taati oleh
bawahan maka diperlukan adannya.
1)
Kekuasaan
( power ) yaitu kemampuan untuk melakukan hak tersebut, dengan cara
mempengaruhi individu, kelompok, keputusan. Menurut jenisnya kekuasaan dibagi
menjadi dua yaitu :
a.
Kekuasaan
posisi ( position power ) yang didapat dari wewenang formal, besarnya ini
tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut.
b.
Kekuasaan
pribadi ( personal power ) berasal dari para pengikut dan didasarkan pada
seberapa besar para pengikut mengagumi, respect dan merasa terikat pada
pimpinan.
Menurut sumbernya wewenang dibagi menjadi :
a.
Kekuasaan
balas jasa ( reward power ) berupa uang, suaka, perkembangan karier dan
sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.
b.
Kekuasaan paksaan ( Coercive power ) berasal
dari apa yang dirasakan oleh seseorang bahwa hukuman ( dipecat, ditegur, dan
sebagainya ) akan diterima bila tidak melakukan perintah.
c.
Kekuasaan
sah ( legitimate power ) Berkembang dari nilai-nilai intern karena seseorang
tersebut telah diangkat sebagai pemimpinnya.
d.
Kekuasaan
pengendalian informasi ( control of information power ) berasal dari
pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan dengan pemberian
atau penahanan informasi yang dibutuhkan.
e.
Kekuasaan
panutan ( referent power ) didasarkan atas identifikasi orang dengan pimpinan
dan menjadikannya sebagai panutan.
f.
Kekuasaan
ahli ( expert power ) yaitu keahlian atau ilmu pengetahuan seseorang dalam
bidangnya.
2)
Tanggung
jawab dan akuntabilitas tanggung jawab ( responsibility yaitu kewajiban untuk
melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang dari
atasannya. Akuntability yaitu permintaan pertanggung jawaban atas pemenuhan
tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya). Yang penting untuk diperhatikan
bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya tanggung jawab yang
akan diberikan dan diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan
yang akan diambil.
3)
Pengaruh
( influence ) yaitu transaksi dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk
melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi.
Pengaruh dapat timbul karena status jabatan, kekuasaan dan menghukum, pemilikan
informasi lengkap juga penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik.
Seni Pendelegasian Wewenang
Didasarkan
pada personal attitude (sikap pribadi manajer yang melakukan pendelegasian
wewenang itu).
Personal
attitude yang harus dimiliki manajer adalah :
1)
Manajer harus memberikan kesempatan kepada
pendapat-pendapat orang lain terutama bawahan untuk dilakukan demi kemajuan
perusahaan.
2)
Manajer dalam pendelegasian wewenangnya supaya
efektif, harus bersedia untuk memberikan kepercayaan kepada bawahannya untuk
membuat suatu keputusan.
3)
Manajer dalam pendelegasian wewenangnya harus
bersedia dan memaafkan kesalahan bawahan sepanjang kesalahan itu wajar dan
dianggap biasa.
4)
Manajer dalam pendelegasian wewenangnya supaya
efektif, harus bersedia untuk memberikan kepercayaan kepada bawahannya untuk
melaksanakan pekerjaanya dengan sebaik-baiknya.
5)
Kesediaan untuk mengadakan dan dan menggunakan
pengendalian yang luas, ketat, efektif, dan intensif dengan alat-alat dan
sitem-sistem pengendalian yang baik.
Sentralisasi
dan Desentralisasi
Pengertian
sentralisasi dan disentralisasi wewenang dalam manajemen adalah :
Sentralisasi adalah jika sebagian besar wewenang/kekuasaan
masih tetap dipegang oleh manajer puncak atau hanya sebagian kecil wewenang
yang didelegasikan ke bawahan.
Desentralisasi adalah
jika sebagian kecil wewenang/kekuasaan masih tetap dipegang oleh manajer puncak
dan sebagian besar wewenang didelegasikan ke bawahan.
Hambatan-Hambatan
Pendelegasian
1)
Hambatan pada delegator
a.
Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau
dalam mendelegasikan
b.
Kurangnya
kepercayaan pada bawahan
c.
Keseganan
untuk mengembangkan bawahan
d.
Kegagalan
untuk menetapkan kontrol dan tindak
lanjut yang efektif
e.
Kurangnya ketrampilan organisasional dalam
menyeimbangkan beban kerja
2)
Hambatan pada delegate
a.
Kurangnya
pengalaman dan kompetensi
b.
Menghindari
tanggung jawab
c.
Sangat
tergantung dengan boss
d.
Kekacauan
[disorganization]
e.
Kelebihan
beban kerja
f.
Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang
bermanfaat
3)
Hambatan dalam situasi
a.
Kebijakan
tertuju pada satu orang
b.
Tidak
ada toleransi kesalahan
c.
Kekritisan
keputusan
d.
Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan
[krisis manajemen]
e.
Kebingungan dalam tanggung jawab dan kewenangan.
f.
Kekurangan
tenaga
Penanggulangan
Hambatan Delegasi
Louis Allen
mengemukakan 6 teknik khusus untuk membantu manajer melakukan delegasi dengan
efektif :
a.
Tetapkan tujuan
b.
Tegaskan tanggung jawab dan wewenang
c.
Berikan motivasi kepada bawahan
d.
Meminta penyelesaian kerja
e.
Berikan latihan
f.
Adakan pengawasan yang memadai
Sumber: